A. Pendahuluan
Ajaran punarbhawa yang pasti merupakan
akibat dari hukum karma phala. Oleh karena itu, harus ada kelahiran kembali
untuk menikmati perbuatan yang tersisa.
B. Pengertian Karma Phala
Karma phala berasal dari bahasa sansekerta.
Kata karam berarti perbuatan atau tingkah laku dan phala berarti hasil atau
buah. Jadi karma phala berarti hasil dari perbutan yang kita lakukan. Tujuan
dari hukuman karma ialah untuk mencapai kesempurnaan serta kebahagiaan lahir
batin(moksa). Dalam Bhagawadgita II. 47
dan 4. 5. 8 diuraikan tentang karma sebagai berikut:
Karmany
evadhikaras te
Ma phalesu
kadacana
Ma karma-phala-bhur
Ma te
sango stv akarmani
Terjemahan
:
Hanya berbuat untuk kewajibanmu
Tidak hasil perbuatan itu yang kau pikirkan
Jangan sekali pahala jadi motif mu dalam
C. Pengertian Punarbhawa
Kata punar bhawa berasal dari bahasa
sansekerta yang terdiri dari 2 kata yaitu punar yang berarti lagi dan bhawa
yang berarti menjelma. Jadi punarbhawa berarti kelahiran yang berulang-ulang.
Punarbhawa atau semsara diakibatkan oleh
adanya hukum karma, dimana karma yang jelek menyebabkan atma menjelma kembali
untuk memperbaharui perbuatan yang kurang baik.
Adapun tujuan dari adaya punarbhawa yaitu:
1.
Untuk menerima pahala karma yang belum dinikmati
di masa lalu.
2.
Suatu kesempatan untuk membersihkan jiwa atma
dari segala dosa awidya dan adharma.
3.
Untuk mencapai tujuan ajaran agama hindu terkhir
yaitu moksa. Bersatunya kembali antara atma dengan Brahman.
D. Macam-macam Karma Phala
Hukum karma mengajarkan, bahwa perbuatn
baik berubah kebaikan dan perbuatan buruk berubah keburukan. Adapun hukum karma
tersebut dapat dibagi menjadi 3 macam
menurut waktu yaitu:
1.
Sancita Karma Phala
Adalah sisa hasil perbuatan masa lalu yang belum sempat dinikmati dari
masih merupakan benih yang dapat menentukan kehidupan sekarang. Ini artinya seseorang
tidak hanya menggantungkan diri pada nasib atau benih kehidupan masa lalu
karena karma baru pun dapat hidupnya
sesuai dengan tingkat kesucian karmanya.
2.
Kriyamana Karma Phala
Adalah hasil perbuatan seseorang
secara kumulatif belum sempat dinikmati dan akan dinikmati di kehidupan
berikutnya.
3.
Praraba Karma Phala
Adalah hasil perbuatan pada masa sekarang yang habis dinikmati pada masa
sekarang juga tanpa ada yang tersisa.
E. Subha dan Asubha Karma
Kata subha berarti baik, dan kata asubha
berarti tidak baik. Dengan demikian, yang disebut dengan subha dan asubha karma
ialah karma yang baik dan karma yang
tidak baik. Untuk menimbulkan kesadaran yang mantap untuk melaksanakan
karma-karma yang baik caranya adalah dengan menyucikan Tri Kaya Parisudha kita
supaya suci bersih. Dapat disimpulkan bahwa siapa yang berbicara dan berbuat
berdasarkan pikian yang suci maka kebahagiaan selalu mengikutinya. Begitu juga
sebaliknya. Beberapa manfaat dari kita mempelajari hukum karma diantaranya :
kita bisa memiliki kesabaran, pengendalian diri, kebijaksanaan, dan bhakti
kepada Sang Hyang Widhi.
Contoh subha dan asubha karma adalah adanya
kelahiran yang berbeda-beda di dunia ini seperti:
1.
Adanya orang cacat, sakit-sakitan, sudah tentu
ia lahir dari neraka akibat dari asubha karma.
2.
Ada yang bahagia, suci, dermawan, welas asih,
sudah tentu ia lahir dari surga akibat dari subha karmanya.
F. Hubungan Karma Phala Dengan Punarbhawa
Adapun punarbhawa (semsara), kelahiran
kembali yang berulang-ulang ke dunia ini
mengikuti hukum karma phala, dimana jiwatman itu dapat lahir lagi sebagai
manusia atau binatang atau pun makhluk hidup lainya sesuai dengan karma phala
dan karma wesana. Jika jiwatman dapat meloloskan diri secara mutlak dari ikatan
karma maka punarbhawa pun akan lenyap, atman akan kembali tinggal dengan
brahman.
G. Hubungan Karma dengan Neraka, Surga, dan
Moksa
Segala perbuatan baik maupun buruk akan
membawa akibat tidak saja dalam kehidupan sekarang ini, tetepi juga di
hakherat. Dengan suksma sarira terlepas dari stula sarira itu juga mempengaruhi
dalam penjelmaan yang akan datang. Setelah atman bersama dengan suksma sarira
bersenyawa kembali dalam stula sarira yang baru, Sang Hyang Widhi akan
menghukumnya. Beliau akan merahmati atma seseorang yang berjasa dan amal saleh,
dan akan menganpuni atma seseorang yang pernah berbuat dosa, bila dia berjanji
tidak akan berbuat dosa lagi. Dan Sang Hyang Widhi akan menghukum atma yang
tidak pernah berhenti-henti berbuat kejahatan.
H. Contoh atau Bukti Terjadinya Punarbhawa
1.
Rasa takut manusia menghadapi kematian.
2.
Kesediaan bayi yang sejak baru lahir untuk
menyusu pada ibunya menunjukan suatu pengalaman yang pernah dialami pada
kelahiran sebelumnya.
3.
Adanya ilmu pengetahuan batin, kerohanian,
paranormal, telepati dan intrans yang dapat menceritakan keadaan pada masa lalu
dengan jelas.
4.
Sebagaimana yang dituliskan oleh svani svananda
dalam majalah “devine life”. Dikatakan bahwa ada seorang anak kecil yang
bernama devi yang menggemparkan kota delhi karena ia dapat mengingat
kehidupanya pada kehidupann sebelumnya.
I.
Contoh
Hukum Karma
Dalam ajaran agama hindu disebutkan bahwa
manusia memiliki 3 sifat dalam dirinya yaitu icha(keinginan), jnana(tahu), dan
kriya(kehendak), yang ketiganya membentuk karmanya. Begitu pula yang terjadi
pada Prabu Dasarta. Suatu Prabu Dasarta berburu kehutan dan tanpa sengaja
membunuh seorang brahmana muda. Setelah orang tuanya tahu, anaknya meninggal,
lalu ia mengutuk Parabu Dasarta supaya meninggal pada saat ditinggalkan oleh
anak yang paling dicintainya. Berpuluh-puluh tahun kemudian, Prabu Dasararta
menerima nasibnya pada saat putra yang dicintainya yaitu Sri Rama meninggalkan
istana dan pergi ke hutan atas tuntutan janjii dari devi keikayi.
0 comments:
Post a Comment